Metode Pengawasan non-kuantitatif

A. metode pengawasan non kuantitatif
metode pengawasan non kuantitatif merupakan metode yg digunakan para manajer dalam melaksanakan fungsi pengawasan. biasanya pengawasan ini bersifat "menyeluruh" terhadap semua aspek penting dalam organisasi, dan sebagian besar berkaitan dengan kegiatan mengawasi aktivitas dan kinerja karyawan.
ada berbagai teknik yg digunakan dalam melakukan pengawasan non-kuantitatif ini , antara lain,
1. melakukan observasi
2. mengadakan infeksi secara langsung dan rutin.
3. mengkaji laporan, baik secara lisan atau tertulis.
4. melakukan brainstorming dengan bawahan secara berkala.
5. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kerja.
  Dan dengan menggunakan teknik atau alat bantu seperti yg disarankan oleh Handoko (1999), ada tiga teknik atau alat bantu pengawasan non-kuantitatif yaitu; managenent by objectife (MBO) ,management by exception (MBE), dan managemen information syistem (MIS).

1. Management by Objective 
    MBO agak sulit didefinisikan . banyak organisasi yg mempraktekannya dengan cara yg berbeda-beda dan untuk alasan-alasan yg berbeda pula. secara umum hakikat MBO terletak pada penetapan tujuan secara bersama-sama antara manajer dan bawahan., perumusan secara jelas tanggung jawab utama setiap indvidu dalam bentuk sasaran-sasaran yg harus dicapai, dan penggunaan ukuran-ukuran tersebut sebagai pedoman pengoprasian unit kerja ataupun individu-individu. agar MBO berjalan efektif, maka salah satu hal yg harus dilakukan adalah mengevaliuasi pencapaian tujuan yg telah ditetapkan.
     Dalam MBO . antara pihak manajer dengaan bawahan bertemu secara periodik untuk mengevaluasi kinerja yg telah dicapai, masalah-masalah apa yg timbul, dan bagaimana solusinya.

2. Management by Exception (MBE)
   Dalam MBE , manajer memfokuskan diri pada bidang pengawasan yg paling kritis dan strategis, dan menyerahkan urusan-urusan yg rutin dan tidak strategis pada karyawan atau tingkat manajer yg lebih rendah.
dalam MBE ini  jika terjadi penyimpangan maka pihak manajemen akan melalukan penilsian apakah penyimpangan tersebut bersifat kritis (critical) atau tidak. jika bersifat kritis maka perlu dinilai lebih lanjut apakah penyimpangan tersebut memerlukan tindakan koreksi atau tidak.jika memerlukan koreksi, maka barulah pihak manajemen menganalisis dan mengevaluasi penyimpangn tersebut.

3. Management Information Syistem (MIS)
   Managemeni Information Syistem atau sering diterjemahkan sistem informasi manajemen (SIM) memegang peranan penting dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, terutama perencanaan dan pengawasan. SIM merupakan sistem perancangan dalam pengadaan, pemrosesan,  penyimpangan dan penyebaran informasi untuk mendukung keputusan manajemen yg efektif. informasi dari SIM inilah yg dapat digunakan sebagai alat bantu pengawasan sehingga proses pengawasan menjadi lebih mudah, efektif dan efisien.

4. Audit Kuantitas
  Audit kuantitas terdiri dari dua kata yaitu audit dan kuantitas. Audit secara umum diartikan sebagai  kegiatan mengumpulkan berbagai informasi faktual dan relavan melalui interaksi (pemeriksaan, pengukuran, dan penilaian yg berujung pada penarikan kesimpulan ) secara sistematis objektif dan terdokumentasi yg berorientasi pada asas mamnfaat. sedangkan kualitas menurut Philip Crosby diartikan sebagai kesesuaian terhadap persyaratan.

0 komentar:

Posting Komentar