Manajemen keuangan


Unsur-unsur penggunaan dana dalam perusahaan.
Pada dasarnya penggunaan dana dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu :
  • Penggunaan dana dalam jangka panjang : kas, surat-surat berharga,  piutang dan persediaan.
  • Penggunaan dana dalam jangka panjang : investasi aktiva tetap termasuk tanah bangunan dan peralatan.
Penggunaan dana untuk jangka pendek menyangkut pembelanjaan aktif yaitu penggunaan dana terutang dalam besanya modal kerja yang tertanam dalam aktiva lancar. Adapun yang tergolong aktiva lancar adalah kas, piutang, surat berharga dan persediaan barang. Jadi aktiva lancar adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang sewaktu-waktu dapat diubah menjadi uang dalam jangka waktu perputaran kegiatan operasional atau dengan kata lain aktiva lancar ialah kekayaan perusahaan yang tingkat likuiditasnya tinggi. Biasanya likuiditas suatu kekayaan perusahaan terlihat pada susunan aktiva lancar yang tercantum pada neraca perusahaan dimana kekayaan yang berada pada urutan paling atas adalah yang paling likuid (paling cepat untuk diubah menjadi uang tunai).
Penggunaan dana jangka panjang berarti kita mempertimbngkan jumlah uang yang tertanam pada aktiva tetap. Bentuk aktiva tetap tersebut bisa berupa tanah, peralatan atau mesin dan bangunan. Karena dana yang tertanam di aktiva tetap tersebut akan kembali dalam jangka waktu yang lama sehingga keputusan untuk menginvestasikan dana dalam benruk aktiva tetaqp harus betul-betul dipertimbangkan dengan mang dan teliti, karena dana yang terkait pada aktiva tetap biasanya dalam jumlah yang besar sehingga kalau terjadi kesalahan akan mengakibatkan kerugian yang besar juga bagi perusahaan atau bahkan bisa membuat perusahaan tutup.
Perbedaan antara modal sendiri dan modal asing serta kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Jenis-jenis modal menurut Bambang Riyanto (1993) terdiri dari :
  • Modal Asing/Utang :
Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Selanjutnya modal asing atau utang ini dibagi lagi menjadi tiga golongan yaitu :
  • Modal asing/utang jangka pendek (short-term debt) yaitu jangka waktunya pendek berkisar kurang dari 1 tahun
  • Modal asing/utang jangka menengah (intermediate- term debt) dengan jangka waktu antara 1 sampai 10 tahun.
  • Modal asing/utang jangka panjang (long- term debt) dengan jangka waktu lebih dari 10 tahun.
  • Modal sendiri :
modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan “dana jangka panjang yang tidak tertentu likuiditasnya. Modal sendiri yang berasal dari sumber intern (dari dalam perusahaan) yaitu modal yang dihasilkan sendiri di dalam perusahaan dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan.  Modal sendiri di dalam perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari :
  • Modal saham. Saham adalah tanda bukti penyertaan modal dalam suatu PT. Bagi perusahaan bersangkutan akan menerima hasil penjualan saham yang akan terus tertanam di dalam perusahaan, sedangkan bagi pemegang saham itu sendiri bukanlah penanaman yang permanen karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.
  • Laba ditahan. Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan.
Sehingga perbedaan modal asing dan modal sendiri adalah :
  • Modal Asing
  1. Terutama memperhatikan pada kepentingannya sendiri yaitu kepentingan kreditur.
  2. Modal yang tidak berpengaruh terhadap penyelenggaraan perusahaan.
  3. Modal dengan beban bunga yang tetap tanpa memandang adanya keuntungan atau kerugian
  4. Modal yang hanya sementara turut bekerja sama di dalam perusahaan
  5. Modal yang dijamin dan mempunyai hak didahulukan (hak preferen)sebelum modal sendiri di dalam likuidasi
  •   Modal Sendiri
  1. Terutama berkepentingan terhadap kontinuitas, kelancaran, dan keselamatan perusahaan
  2.  Modal yang dengan kekuasaannya dapat mempengaruhi politik perusahaan
  3. Modal yang mempunyai hak atas laba sesudah pembayaran  modal asing
  4. Modal yang digunakan di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak terbatas atau tidak tertentu lamanya
  5.  Modal yang menjadi jaminan dan haknya adalah sesudah modal asing di dalam likuidas.

Kelebihan Modal Sendiri
–     Tidak ada biaya
–     Tidak tergantung kepada pihak lain
–     Tidak memerlukan persyaratan yang rumit
–     Tidak ada keharusan pengembalian modal
Kekurangan Modal Sendiri
–     Jumlahnya terbatas
–     Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu sulit
–     Kurang motivasi pemilik
Kelebihan Modal Pinjaman(asing)
–     Jumlahnya tidak terbatas
–     Motivasi usaha tinggi
Kekurangan Modal Pinjaman (asing)
–     Dikenakan berbagai biaya
–     Harus dikembalikan
–     Beban moral
  1. Prinsip 5c yang biasanya dipertimbangkan dalam proses pemberian kredit.
Prinsip-prinsip 5C tersebut antara lain:
–     Character adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay.
–     Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan dalam membayar.
–     Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity, return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan yang layak diberikan.
–     Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.
–     Condition, pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon pelanggan.
Alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan perusahaan.
Laporan keuangan sebuah perusahaan biasanya terdiri dari beberapa laporan seperti laporan neraca (Balance sheet), laporan rugi laba (profit and loss), laporan arus kas (cash flow), dsb, ditambah dengan rincian laporan yang biasanya berjumlah puluhan bahkan ratusan halaman. Cara mudah mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut apakah dalam kondisi yang sehat atau tidak tanpa harus membaca keseluruhan laporan keuangan dapat menggunakan bantuan beberapa ratio keuangan.
  • Liquidity Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk  memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya.
Liquidity Ratio yang umum digunakan antara lain :
a.  Current Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
b. Quick Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
  • Activity Ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya – sumber dayanya. Rasio – rasio ini antara lain:
a. Receivable Turn Over
b. Periode Pengumpulan Piutang
c. Inventory Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu periode tertentu.
d.  Average days in inventory
e. Total Assets Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan.
  • Leverage Ratio yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang..Rasio -rasio ini antara lain :
a. Debt To Total Assets Ratio, yaitu rasio yang menghitung berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang.
b. Time Interest Earned Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar keuntungan dapat berkurang (turun) tanpa mengakibatkan adanya kesulitan keuangan karena perusahaan tidak mampu membayar bunga. Formulasinya
  • Profitability Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio – rasio ini antara lain: Gross profit margin, Operating profit margin, Net profit margin, Return on assets, Return on equity, Market Value Ratios, Dividend payout ratio, Dividend yield, Earning per-share, Price earning ratiom Price book value ratio

MENILAI KESEHATAN PERUSAHAAN


MENGANALISIS KESEHATAN PRUSAHAAN
Setiap perusahaan yang didirikan pasti mempunyai tujuan perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan, berkembang dan sehat. Tetapi dalam kenyataannya meskipun perusahaan dapat menghasilkan keuntungan apakah perusahaan tersebut pasti sehat ? untuk itu perlu dianalisis apakah perusahaan yang menghasilkan keuntungan dan nampak berkembang tersebut dalam keadaan sehat.
Suatu perusahaan dapat berada pada salah satu keadaan, dimana (1) perusahaan dalam keadaan likwid dan solvable; (2) likwid tapi insolvable ; (3) illikwid tapi solvable dan (4) illikwid dan insolvable. Apabila dijelaskan masing-masing keadaan diatas bahwa perusahaan yang likwid dan solvable adalah keadaan perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan dan perusahaan dalam keadaan sehat, sedangkan keadaan yang likwid tapi insolvable adalah keadaan dimana perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan tetapi dalam keadaan tidak sehat. Untuk keadaan perusahaan yang illikwid tetapi solvable adalah keadaan dimana perusahaan dalam kesulitan keuangan tetapi masih dalam keadaan sehat, sedangkan keadaan yang illikwid dan solvable adalah keadaan dimana perusahaan dalam keadaan kesulitan keuangan dan juga tidak sehat.
Diantara 4 keadaan tersebut yang paling baik adalah keadaan yang pertama yaitu keadaan yang likwid dan solvable (sehat), yang paling tidak baik adalah keadaan ke 4 yaitu keadaan yang illkwid dan insolvable (tidak sehat atau bangkrut) , diantara nomor 2 dan 3 (kondisi rawan) meskipun kurang baik tetapi keadaan mana yang masih lebih baik . Diantara nomor 2 dan 3 tersebut, keadaan yang masih lebih baik adalah keadaan nomor 2 yaitu keadaan yang likwid tapi insolvable, karena kalau pada saat jangka pendek perusahaan bisa membayar semua kwajiban keuangannya tetapi jangka panjang kesulitan keuangan, masih dapat memperbaiki struktur keuangannya dengan menambah modal sendiri atau pinjaman karena masih dipercaya oleh fihak ketiga, tetapi kalau keadaan yang ke 3 yaitu keadaan yang illikwid tetapi solvable , dalam jangka pendek perusahaan kesulitan memenuhi kwajiban keuangannya tetapi jangka panjang tidak ada masalah keuangan. Kalau jangka pendek sudah kesulitan memenuhi kwajiban keuangannya perusahaan akan kehilangan kepercayaan dari fihakinternal maupun eksternal perusahaan terutama bank , sehingga kalau membutuhkan tambahan modal dari pinjaman akan sulit terpenuhi, dan untuk fihak internal perusahaan dampaknya akan menurunkan semangat kerja.
Teknik analisis untuk mengetahui perusahaan berada pada keadaan yang mana, ada teknik yang dikembangkan oleh Altman yang dapat digunakan untuk menilai kesehatan suatu perusahaan adalah Z-Score. Adapun penggunaan rumus Z-Score tersebut tergantung dari perusahaan tersebut apakah sudah go public atau belum go public karena rumus yang digunakan berbeda.
Untuk perusahaan Go Public : Z –Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5
Dimana :
X1 = (Aktiva Lancar – Hutang Lancar) : Total Aktiva
X2 = Laba Ditahan : Total aktiva
X3= Laba Sebelum Bunga dan Pajak : Total aktiva
X4= Nilai Pasar Modal Saham : Nilai Buku Hutang
X5= Penjualan : Total Aktiva
Dari rumus tersebut disimpulkan bahwa perusahaan dikatakan sehat apabila nilai Z lebih besar dari 2,99, sedangkan dikatakan rawan apabila hasil Z diantara 1,81 dengan 2,99 dan dikatakan tidak sehat atau bangkrut apabila nilai Z lebih kecil dari 1,81.
Untuk Perusahaan yang tidak go public dan go public : Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,42 X4 + 0,998 X5
Dari rumus tersebut disimpulkan bahwa perusahaan dikatakan sehat apabila nilai Z lebih besar dari 2,90, sedangkan dikatakan rawan apabila hasil Z diantara 1,20 dengan 2,90 dan dikatakan tidak sehat atau bangkrut apabila nilai Z lebih kecil dari 1,20.