SALURAN DISTRIBUSI

Selasa, 29 Desember 2009

SALURAN DISTRIBUSI

SALURAN DISTRIBUSI

pertemuan ke-11A.

PENTINGNYA SISTEM DISTRIBUSI
Setiap perusahaan barang dan jasa tidak akan terlepas dari masalah penyaluran barang yang dihasilkan atau barang yang akan di jual ke masyarakat. Para produsen berhak menentukan kebijaksanaan distribusi yang akan dipilih dan di sesuaikan dengan jenis barang serta luasnya armada penjualan yang akan digunakan. Jika perusahaan berada dalam persaingan yang semakin tajam, perusahaan harus segera mengadakan penelitian terhadap pasarnya. Penelitian pasar tersebut bertujuan untuk mengetahui kebutuhan serta selera konsumen dan jika mungkin menstimulir permintaan serta menciptakan langganan. Suatu perusahaan dikatakan berhasil di dalam marketing apabila perusahaan tersebut dapat memasarkan barang-barangnya secara luas dan merata dengan mendapatkan kuntungan yang maksimal. Pada umumnya, kemacetan dalam mendistribusikan barang-barang dan jasa-jasa akan banyak menimbulkan kesulitaan baik dipihak konsumen maupun produsen. Kesulitan yang akan terjadi di pihak produsen meliputi terganggunya penerimaan penjualan sehingga target penjualan yang telah di tentukan tidak dapat terpenuhi. Hal ini akan menyebabkan arus pendapatan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melangsungkan kontinuitasnya tidak dapat diharapkan. Sedangkan kesulitan yang akan timbul di pihak konsumen akan menyebabkan tendensi harga yang meningkat.
Tendensi harga yang meningkat terjadi akibat berkurangnya barang yang ditawarkan di pasar. Oleh karena itu sangatlah tepat apabila perusahaan memahami kebijaksanaan distribusi terutama yang menyangkut pemilihan saluran distribusi dan penentuan distribusi fisik. Pemilihan dan penentuan saluran distribusi bukan suatu hal yang mudah karena kesalahan dalam memilih saluran distribusi akan dapat menggagalkan tujuan perusahaan yang telah di tentukan. Pemilihan saluran distribusi yang salah dapat menimbulkan penghamburan biaya atau pemborosan. Oleh sebab itu masalah pemilihan saluran distribusi akan sangat penting artinya bagi perusahaan yang menginginkan perkembangan kegiatannya. Distribusi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Dengan adanya saluran distribusi yang baik dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tanpa ada distribusi produsen akan kesulitan untuk memasarkan produknya dan konsumen pun harus bersusah payah mengejar produsen untuk dapat menikmati produknya Didalam menyalurkan barang-barang kepadaa konsumen, produsen memilih beberapa alternatif yang terjadi, misalnya menyalurkan langsung kepada konsumen atau melalui lembaga niaga perantara. Sistem distribusi langsung dari produsen ke konsumen memungkinkan perusahaan untuk dapat menguasai distribusi barang-barang sepenuhnya. Namun konsekwensinya, biaya sistem ini adalah lebih besar jika dibandingkan dengan sistem distribusi yang tidak langsung. Untuk dapat memperkecil kesalahan-kesalahan penggunaaan sistem distribusi yang dipilih, maka sebelum pemasaran di kembangkan terlebih dahulu masalah-masalah yang berkenaan dengan saluran distribusi diinventarisasi.
Faktor-faktor utama yang perlu mendapat perhatian dalam hal ini antara lain:
beban biaya dari berbagai jenis saluran, distribusi,
jarak antara perusahaan dengan para pemakai,
luas pasar yaang ingin dilayani oleh perusahaan,
type dan jumlah outlet yang hendak dipakai serta sejauh mana perusahaan ingin menguasai distribusi fisik barang tersebut.
Hal yang tidak kalah penting bagi produsen adalah masalah perkembangan atau trend dari jumlah pedagang eceran (retailer) dan pedagang besar (wholesaler), karena hal ini memegang peranan dalam penentuan strategi pemasaran. Untuk lebih jelasnya akan dibahas beberapa pengertian distribusi."

Saluran merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai ke pemakai ".
Defenisi tersebut masih bersifat sempit.
Istilah barang sering diartikan dalam bentuk fisik.  Akibatnya defenisi ini cendrung menggambarkan pemindahan jasa-jasa atau kombinasi antara barang dan jasa. Selain membatasi barang yang disalurkan, defenisi ini juga membatasi lembaga-lembaga yang tersedia. Defenisi ini juga tidak menerangkan melalui siapa barang dan jasa itu di salurkan.“Saluran merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan yang terdiri dari agen, dealer, pedagang besar dan pengecer, melalui mana sebuah komoditi, produk dan jasa dipasaran”.Defenisi ini lebih luas, dimana dikatakan bahwa lembaga-lembaga yang dalam aliran arus barang relatif banyak. Dengan masuknya istilah struktur, defenisi ini menjadi bersifat statis pada saluran dan tidak dapat membantu untuk mengetahui hubungan- hubungan yang terjadi antara masing-masing lembaga.“
Saluran distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar terlentu”.Dari pernyataan tersebut dapat lebih luas lagi di defenisikan dengan berbagai bagian dan tujuan :

1. Saluran adalah sekelompok lembaga yang terjadi diantara berbagai lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

2. Oleh karena anggota-anggota kelompok terdiri dari beberapa pedagang dan beberapa agen, maka sebahagian yang ikut dan sebahagian lagi tidak ikut. Tidak pertu dari tiap bagian untuk menggunakan agen. Akan tetapi pada prinsipnya setiap saluran harus memiliki seorang pedagang.
Alasannya, hanya pedagang saja yang dianggap sebagai pemilik untuk memindahkan barang.

3. Tujuan saluran distribusi adalah untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran distribusi.

4. Saluran melaksanakan dua kegiatan penting untuk mencapai tujuan, yaitu mengadakan penggolongan produk dan mendistribusikannya. Penggolongan produk menunjukkan jumlah dari berbagai keperluan produk yang dapat memberikan kepuasan pada pasar. Jadi barang atau jasa merupakan sebagian dari penggolongan produk yang menunjukkan jumlah dari berbagai keperluan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada pasar dan mempunyai tingkat harga tentu.Dari keempat defenisi tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa mereka menekankan adanya saluran niaga atau lorong yang harus dilalui sebelum barang-barang sampai ketangan konsumen dan juga untuk menghilangkan jurang pemisah yang terdapat diantara produsen ke konsumen akhir. Jadi yang dimaksud saluran distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau menyalurkan atau menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Distributor atau penyalur ini bekerja secara aktif untuk mengusahakan perpindahan, bukan hanya secara fisik, tetapi dalam arti agar barang-barang tersebut dapat di beli oleh konsumen, dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan atas penyaluran tersebut, seperti:
1. Letak geografis konsumen yang sangat besar.
2. Waktu produk tersebut diproduksi tidak selalu bersamaan dengan waktu produk tersebut di konsumsi.
3. Sifat produk sangat khusus sedangkan variasi keinginan konsumen sangat banyak.
4. Produsen dan konsumen sukar untuk saling mengetahui dan berkomunikasi.
5. Produksi dilaksanakan secara massal, sedangkan konsumsi dalam volume yang kecil.

B. PERANTARA – PERANTARA PEMASARAN

Setelah mengetahui pengertian saluran distribusi, terlihat dengan jelas bahwa proses penyampaian barang dari produsen ke konsumen terdapat lembaga perantara yang ikut terlibat dalam proses tersebut. Lembaga perantara atau badan perantara yang merupakan penghubung antara produsen dan konsumennya dalam proses pertukaran sering disebut dengan "Middleman" atau " Intermediary"."A middleman is an individual or a bussines concern operating between the producer and ultimate consumer or industrial. He specializes in buying and or selling, but he also performs other marketing function". Jadi middleman atau lembaga perantara mengkhususkan diri dalam perundingan jual beli antara produsen dan konsumen. Selain itu lembaga perantara juga melaksanakanbeberapa fungsi marketing. "Channel of Ditribution" yang dipilih oleh salah satu perusahaan haruslah mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang menguntungkan perusahaan".
5 Banyak saluran yang memiliki spesialisasi dibidang tertentu tersedia terhadap organisasi keramah tamahan dan pariwisata,
diantaranya adalah :
1. Travel agent 2. Tour whole sales
3. Spesialis 4. Hotel representatives
5. National, state, and local tourism agencies
6. Consorting and conciergesC.

FUNGSI SALURAN DISTRIBUSI
Dari pengertian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan, perlunya memahami fungsi-fungsi saluran distribusi sebelum diadakannya pemilihan saluran distribusi.
Terdapat tiga fungsi saluran distribusi sebagai berikut.
1. Fungsi pertukaran
2. Fungsi Penyediaan Fisik
3. Fungsi Penunjang
Dalam masing-masing fungsi saluran distribusi diatas diperlukan adanya transaksi antara dua pihak atau lebih, menyangkut pemindahan barang-barang secara fisik dari produsen sampai kepada konsumen, serta bersifat membantu untuk pelaksanaan fungsi- fungsi lainnya. Ketiga fungsi saluran tersebut harus saling mendukung demi kelancaran proses saluran pendistribusian barang dalam perusahaan.
Fungsi saluran distribusi juga dibagi atas dua bagian besar yaitu :
1. Fungsi pelaksanaan atau perwujudan transaksi
2. Fungsi jasa-jasa
Kedua fungsi tersebut diatas terdiri dari beberapa fungsi lainnya. yaitu :
1. Fungsi Pelaksanaan, meliputi.
a. Riset, yaitu pengumpulan informasi yang ditujukan untuk merencanakan dan melancarkan pertukaran.

b. Promosi, yaitu pembinaan dan penyebaran informasi yang bersifat membujuk berkenaan dengan penawaran barangnya.

c. Kontak, yaitu mencari dan menghubungi calong pembeli.

d. Penyesuaian, yaitu menyesuaikan bentuk dan sifat barang yang ditawarkan dengan kebutuhan pembeli. Termasuk aneka kegiatan, seperti produksi, penyesuaaian mutu, perakitan dan pengemasaan.

e. Perundingan (tawar menawar), yaitu upaya untuk mecapai kesepakatan mengenai harga dan syarat-syarat jual beli lainnya, dengan tujuan melaksanakan pengalihan hak milik atas sesuatu barang.

2. Fungsi - Fungsi Jasa, meliputi :
a. Penyaluran fisik, yaitu berupa pengangkutan dan penyimpanan barang dagangan.

b. Pembiayaan, merupakan usaha untuk memperoleh dan menyediakan dana untuk pembiayaan kegitan penyaluran.

c. Pengambilan resiko, menerima resiko berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan penyaluran. Keseluruhan

fungsi-fungsi tersebut mempunyai tiga segi khas yang sama : yaitu semua menghabiskan sumber daya yang langka, sering kali lebih sempurna jika dilaksanakan dengan keahlian khusus (spesialisasi) dan fungsi-fungsi tersebut dapat di pindah-pindah.

D. PERILAKU SALURAN

Saluran distribusi terdiri dari perusahaan yang berbeda, yang bekerjasama untuk kepentingan bersama. Setiap anggota saluran tergantung 1 sama lainnya. Secara ideal, karena kesuksesan dari anggota saluran (individu) sangat bergantung kepada kesuksesan saluran umum, semua saluran perusahaan harus saling bekerja sama.sesi pembahasan :
1. bagaimana Anda berpikir teknologi akan mengubah saluran distribusi di industri perhotelan dan perjalanan selama lima tahun kedepan...?
2. apa perbedaan utama antara saluran distribusi untuk membuat usaha produk nyata dan perusahaan yang memproduksi produk perhotelan dan perjalanan...? Diharapkan untuk melakukan pembahasan tentang pemasaran perhotelan dan kepariwisataan. jika ada pertanyaan silahkan di ajukan dengan jelas, dan akan menjadi bahasan yang baik untuk kita bagi bersama.

Ekonomi Micro

KONSEP ILMU MIKRO EKONOMI

Definisi Ilmu Ekonomi .
Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia menggunakan sumberdaya yang langka untuk menghasilkan barang dan jasa (komoditi) dan mendistribusikanya kepada berbagai kelompok masyarakat (Samuelson dan Nordhaus) Definisi Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro (teori harga) merupakan cabang ilmu ekonomi yang pembahasanya menitikberatkan pada perilaku ekonomi individu rumah tangga, perusahaan dan pasar (Samuelson dan Nordhaus)
Kegiatan Ekonomi Dan Sumber Daya
Kegiatan ekonomi:Kegiatan produksiKegiatan konsumsiKegiatan pertukaranSumberdaya / Faktor produksi / Input:
Sumberdaya alam: tanah dan kandunganya
Sumberdaya manusia: tenaga kerja dan enterpreneurship
Sumberdaya modal: mesin, bangunan, teknologi dll.
Masalah Pokok Ekonomi Mikro
What (komoditi apa yang akan dihasilkan)
How (bagaimana menghasilkan komoditi tersebut)
For whom (untuk siapa komoditi dihasilkan)
Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi pasar Sistem ekonomi komando Sistem ekonomi campuran Model Dasar Permintaan dan Penawaran Analisis penawaran dan permintaan menunjukkan bagaimana mekanisme pasar berhubungan erat dengan tiga persoalan ekonomi yang saling berkaitan yaitu apa, bagaimana, dan untuk siapa. Hal ini menunjukkan bagaimana daya beli menentukan harga dan jumlah kuantitas berbagai barang.-Pola permintaan menunjukkan hubungan antara kuantitas yang diminta dengan harga dari suatu komoditi, dengan menganggap faktor lain konstan. Pola Permintaan tersebut digambarkan secara grafik sebagai kurva permintaan dengan menganggap faktor lain seperti pendapatan, selera dan harga barang lain tetap. Hampir semua komoditi tunduk pada hukum permintaan dengan dengan kemiringan negatif. Hukum ini menyatakan bahwa kuantitas yang diminta menurun apabila harga naik. Hukum ini digambarkan oleh kurva permintaan yang menurun.-Faktor yang mempengaruhi pola permintaan , diantaranya :Rata – rata pendapatan Populasi Harga barang yang berkaitkan Serta berbagai faktor khusus-Pola Penawaran memberi
hubungan antara kuantitas barang yang ingin dijual oleh produsen ( dengan menganggap faktor lain tetap) dn harga barang tersebut. Kuantitas yang ditawarkan secara umum bereaksi secara positif terhadap harga,sehingga kurva penawaran naik ke kanan atas. Unsur lain selain harga barang mempengaruhi penawaran terhadap barang tersebut yaitu biaya produksi komoditi yang ditentukan oleh kondisi teknologi dan harga input, harga barang – barang yang berkaitan, organisasi pasar, dan berbagai pengaruh khusus

.PERGESERAN KURVA PERMINTAAN Pergeseran kurva permintaan menunjukkan adanya perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor selain harga.
Pergeseran kurva permintaan ditunjukkan dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Dimana faktor pendapatan juga mempengaruhi ergeseran kurva ke kanan atau kekiri.
PENAWARAN
Sama halnya pada pergeseran kurva permintaan, kurva penawaran juga dapat mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran selain faktor harga. Bergesernya kurva penawaran ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Kurva penawaran bergeser ke kiri, artinya jumlah penawarannya mengalami kenaikan. Namun, ketika kurva penawaran barang bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan penawaran barang. Misalnya diperkirakan harga jeruk bulan depan akan naik karena harga pupuk naik. Kenaikan harga jeruk menyebabkan penurunan penawaran jeruk. Sehingga ketika diperkirakan harga di masa depan naik, maka penjual akan mengurangi jumlah barang yang dijualnya. Akibat Perubahan Harga. Perubahan terhadap garis anggaran pengeluaran , apabila harga berubah akan menyebabakan perubahan yang sejajar, yaitu garus anggaran pengeluaran yang baruakan sejajar dengan yang lama Akibat Perubahan Pendapat Jika harga tetap dan pendapatan menjadi menurun maka garis anggaran pengeluaran telah bergeser secara sejajar kekiri seperti yang akan ditunjukan oleh garis RS. Sebaliknya pula, kenaikan pendapatan menyebabakan garis anggaranpengeluaran pindah sejajar ke kanan

KESEIMBANGAN

Keseimbangan penawaran dan permintaan dalam pasar kompetitif dicapai pada tingkat harga tertentu ketika kekuatan penawaran dan permintaan seimbang.
Harga keseimbangan adalah harga yang terjadi ketika kuantitas yang diminta tetap sama dengan kuantitas yang ditawarkan . secara grafik, hal ini terjadi pada perpotongan kurva penawaran dan permintaan. Pada harga diatas keseimbangan, produsen menawarkan lebih banyak dari yang ingin dibeli oleh konsumen. Hal ini mengakibatkan timbulnya surplus barang dan menekan harga untuk turun. Hal yang serupa, harga yang terlalu rendah menyebabkan kekurangan barang, sehingga pembeli akan berebut, dan menyebabkan harga naik sampai mencapai keseimbangan.  Untuk menghindari kesulitan dalam pemakaian analisis penawaran permintaan,kita harus memperhatikan beberapa hal tertentu :
Mempertahankan faktor-faktor lain tetap, yang diperlukan untuk membedaka dampak perubahan harga komoditi dampak perubahan unsur lain Membedakan perubahan dalam permintaan atau penawaran ( yang menyebabkan pergeseran kurva), dari perubahan kuantitas yang diminta atau ditawarka.Mengetahui keseimbangan penawaran dan permintaan, dimana pembeli dan penjual bersedia melakukan perdagangan.  
 Elastisitas Konsep
elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran.Dalam bidang perekonomian daerah, konsep elastisitas dapat digunakan untuk memahami dampak dari suatu kebijakan. Sebagai contoh, Pemerintah Daerah dapat mengetahui dampak kenaikan pajak atau susidi terhadap pendapatan daerah, tingkat pelayanan masyarakat, kesejahteraan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, dan indikator ekonomi lainnya dengan menggunakan pendekatan elastisitas. Selain itu, konsep elastisitas dapat digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan pendapatan daerah terhadap pengeluaran daerah atau jenis pengeluaran daerah tertentu. Dengan kegunaannya tersebut, alat analisis ini dapat membantu pengambil kebijakan dalam memutuskan prioritas dan alternatif kebijakan yang memberikan manfaat terbesar bagi kemajuan daerah

.Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand) Elastisitas Harga Permintaan adalah tingkat perubahan permintaan terhadap barang/jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa tersebut.
Macam-macam Elastisitas Harga Permintaan Berdasarkan nilainya, elastisitas permintaan dapat dibedakan menjadi lima,
yaitu
permintaan inelastis sempurna, inelastis,
elastis uniter,
elastis,
dan elastis sempurna.-
Elastisitas Silang (Cross Elasticity) Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat pelengkap. Terdapat tiga macam respons prubahan permintaan suatu barang (misal barang A) karena perubahan harga barang lain (barang B), yaitu: positif, negatif, dan nol.Elastisitas silang positif. Peningkatan harga barang A menyebabkan peningkatan jumlah permintaan barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga kopi meningkatkan permintaan terhadap teh. Kopi dan teh merupakan dua barang yang dapat saling menggantikan (barang substitutif).Elastisitas silang negatif. Peningkatan harga barang A mengakibatkan turunnya permintaan barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga bensin mengakibatkan penurunan permintaan terhadap kendaraan bermotor. Kedua barang tersebut bersifat komplementer (pelengkap).Elastisitas silang nol. Peningkatan harga barang A tidak akan mengakibatkan perubahan permintaan barang B. Dalam kaus semacam ini, kedua macam barang tidak saling berkaitan. Sebagai contoh, kenaikan harga kopi tidak akan berpengaruh terhadap permintaan kendaraan bermotor.Model – Model untuk Berbagai PasarStuktur Pasar Persaingan SempurnaDalam pasar persaingan sempurna jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehinga tidak mampu mempengaruhi pasar. Beberapa karakteristik agar sebuah pasar dapat dikatakan pasar persaingan sempurna yaitu:Semua perusahaan memproduksi barang yang homogeny (homogenitas product) Produk yang homogen adalah produk yang mampu member kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan atau informasi sempurna (perfect knowledge) Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang dijual sehingga konsumen tidak akan mengelami perlakuan harga jual yang berbeda dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Output sebuah perusahaan relative kecil disbanding output pasar (small relatively output) Jumlah output setiap perusahaan secara inividu dianggap relative kecil disbanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industry. Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (price taken) Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker) karena perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar.Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit) Dalam pasar persaingan sempurna faktor mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi .Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus memenuhi 4 persyaratan :
Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin (doing as well as possible) agar perusahaan mencapai keadaan yang peling optimal;
Tidak mengalami kerugian (not suffering lost) agar dapat mengganti barang modal yang digunakan dalm produksi. Oleh karena itu biaya rata-rata jangka pendek harus sama dengan harga jual;
Tidak ada inserif bagi perusahaan untuk measuk-keluar, karena laba nol. Laba nol sisebut juga laba normal yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian yang sama jika uang dan factor produksi lain dialokasikan pada kegiatan alternative;
Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan memperbesar skala produksi, karena berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata-rata jangka minimum.Struktur Pasar Monopilistic Suatu industry dikatakan berstruktur monopoli bila hanya ada satu produsen atau penjual (single firm) tanpa pesaing langsung atau tidak langsung, baik nyata maupun potensial. Output yang dihasilkan tidak mempunyai subtitusi (closed substitution) sehingga pengusaha pasar monopoli tidak perlu takut pembeli tidak membeli barangnya karena ia satu-satunya penjual.Faktor-faktor penyebab terbentuknya pasar monopoliHambatan teknis (Technical Barriers to Entry) Ketidakmampuan bersaing secara teknis menyebabkan perusahaan lain sulit bersaing dengan yang sudah ada (existing firm). Keunggulan secara teknis ini disebabkan oleh : Perusahan memiliki kemampuan atau pengetahuan khusus yang memungkinkan berproduksi sangat efisien; o Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis mempunyai kurva biaya yang menurun. Makin besar skala produksi, biaya marjinal makin menurun, sehingga biaya produksi per unit makin rendah;Perusahaan memiliki kemampuan control sumber factor produksi, baik berupa SDA, SDM maupun lokasi produksi.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki daya monopoli karena kemmapuan teknis disebut perusahaan monopolis alamiah (natural monopolist). Hambatan legalitas (Legal Barriers to Entry)Undang-undang dan hak khususTidak semua perusahaan memiliki daya monopoli karena kemampuan teknis. Hak khusus tidak hanya diberikan oleh pemerintah, tetapi juga oleh satu perusahaan kepada perusahaan lainnya. Hak paten atau hak ciptaHak paten atau hak cipta adalah monopoli berdasarkan hokum karena pengetahuan kemampuan khusus (special knowledge) yang menciptakan daya monopoli secara teknik.Struktur Pasar Oligopoly
Oligopoli adalah bentuk pasar dengan beberapa penjual Pasar oligopoly adalah pasar yang terdiri dari hanya sedikit perusahaan(produsen), setiap perusahaan memiliki kekuatan cukup besar untuk mempengaruhi harga pasar.Karakteristik pasar oligopoly :Faktor-faktor penyebab terbentuknya pasar monopoli Hambatan teknis (Technical Barriers to Entry) Ketidakmampuan bersaing secara teknis menyebabkan perusahaan lain sulit bersaing dengan yang sudah ada (existing firm). Keunggulan secara teknis ini disebabkan oleh :Perusahan memiliki kemampuan atau pengetahuan khusus yang memungkinkan berproduksi sangat efisien;Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis mempunyai kurva biaya yang menurun. Makin besar skala produksi, biaya marjinal makin menurun, sehingga biaya produksi per unit makin rendah;Perusahaan memiliki kemampuan control sumber factor produksi, baik berupa SDA, SDM maupun lokasi produksi.Perusahaan-perusahaan yang memiliki daya monopoli karena kemmapuan teknis disebut perusahaan monopolis alamiah (natural monopolist). Hambatan legalitas
(Legal Barriers to Entry)Undang-undang dan hak khususUtilitas  Dan PilihanUtilitas merupakan konsep konsep pemikiran yang mengambarkan jumlah kegunaan atau kepuasan yang diperoleh konsumen dari suatu komoditi. Tambahan tingkat kepuasan dinamaka utilitas marjinal , dengan “marjinal” berarti utilitas ekstra atau inkremetal .Hukum utilitas marjinal menyataka bahwa dengan meingkatnya jumlah komoditi,utilitas marjinal dan unit terakhir yang dikonsumsi cenderung menurun.Utilitas lebih mengacu pada kesenangan atau kegunaan subjektif seseorang dari mengkonsumsi barang atau jasa .Ada dua pendekatan-Pendekatan merginal utility Kepuasan (atau utility) setiap konsumen bisa di ukur dengan uang atau dengan satuan lain (utility yang bersifat “cardinal”)Total utilitas pada (a) meningkat seiring dengan pertambahan konsumsi, tetapi dengan proporsi yang semakin menurun. Berarti, utilitas marjinal, yaitu tambahan utilitas dari unit tambahan barang yang terakhir, akan menurun. Berdasarkan pengamatan ini para ekonom terdahulu menentukan adanya hukum kurva permintaan yang miring ke bawah.Kotak-kotak yang diarsir menunjukkan tambahan utilitas dari tiap tambahan unit yang dikonsumsi. Kenyataan bahwa total utilitas bertambah menurut proporsi yang semakin menurun ditunjukkan di (b) berupa kontak-konak tangga utilitas marjinal yang semakin menurun, bila unit-uit hitungan diperkecil, maka tangga total utilitas akan mulus dan utilitas total menjadi kurva hitam mulus pada (a) selain itu, utilitas marjinal sebagaimana diperlihatkan di (b) oleh kurva mulus yang menurun ke bawah dapat dibedkan oleh kemiringan kurva mulus.-Pendekatan indifference kurveTingkat kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih rendahtanpa mengatakanberapa lebih tinggi atau lebih rendah.
kurva indifference menggambarkan titik tingkat konsumsi yang diinginkan .Memperoleh lebih banyak barang yang satu merupakan kompensasi kehilangan sebagian barang yang lain. Konsumsi tadi sama menyukai kombinasi A seperti halnya dengan B, C , atau DKombinasi makanan-pakaian yang memberikan kepuasan yang sama bisa digambarkan sebagai “ kurva kepuasan sama “ yang mulus ( atau “lengkung utilitas sama”).
Kurva ini berbentuk cembung (dilihat dari bawah) sesuai dengan hukum substitusi yang menyatakan : makin banyak barang yang anda dapatkan, maka “rasio substitusi” atau kemiringan kurva indiference akan makin berkurang.Karakter Kurva kepuasan sama (indifference).Cembung terhadap titik original (convex to origin).Bergerak dari kiri atas kekanan bawah (downward sloping).Tidak saling berpotongan.Semakin tinggi kurva kepuasan sama, tingkat kepuasannya semakin besar.Daerah yang relevan untuk berkonsumsi adalah yang berkecondongan negatif.Permintaan Individu Fungsi permintaan merupakan permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya Dx = f (Px, Pz,I, T, Pen, Pxe, Dist, Prom) Dengan asumsi ceterisparibus, maka:Dx = f (Px)Merubah fungsi permintaan menjadi skedul dan kurva Contoh fungsi permintaan:Dx = 60 – 10Px, maka skedulnya adalah sbb:Garis anggaran Apabila seorang konsumen mempunyai pendapatan tetap yang semuanya dibelanjakan, serta menghadapi harga pasar dari dua barang, maka pergerakaya terbatas sepanjang garis lurus yang disebut “garis anggaran”. Kemiringan garis itu tergantung pada rasio kedua harga pasar,sedangkan letaknya tergantung pada besarnya pendapatan konsumen tersebut.Perubahan permintaan individuDari permintaan individu ke permintaan pasar amat berhubungan karena Permintaan pasar adalah akumulasi (penjumlahan) dari permintaan-permintaan individual dari suatu barang X.
Pergerakan dan perpindahan kurva permintaanPergerakan dan perpindahan permintaan terjadi karena berubahnya variabel yang mempengaruhi permintaan (pendapatan, harga, pendidikan, selera, budaya, agama). Bila salah satu dari variabel di atas berubah maka akan terjadi pergeseran (shifting) dari kurva permintaan.
Kasus – kasus pergeseran kurva permintaan :Berubahnya harga komoditi substitusi Berubahnya harga komoditi komplemen Berubahnya pendapatan masyarakat Berubahnya seleraBerubahnya jumlah penduduk perkiraan harga X dimasa mendatangUpaya produsen meningkatkan penjualan Elastisitas permintaan.Adalah mengukur perubahan jumlah barang yg dibeli akibat perubahan suatu factor yang mempengaruhinya.vPrice elasticity of DemandvAdalah mengukur persentase perubahan jumlah barang yg diminta akibat perubahan jumlah harga barang tersebut Income elasticity of Demand.Adalah mengukur persentase perubahan permintaan terhadap suatu barang ygdiakabatkan oleh perubahan pendapatan konsumen.Cross Elasticity of Demandadalah mengukur persentase perubahan permintaan terhadap suatu barang (x) yangdi akibatkan oleh perubahan barang lainFaktor Yang Mempengaruhi Elastisitas PermintaanBanyaknya barang pengganti yang tersediaPresentasi pendapatan yang dibelanjakanJangka waktu analisis

PRODUKSIFUNGSI PRODUKSIA
definisi atau pengertian fungsi produksi tersebut? Assauri (1993:30) memberikan definisi atau pengertian fungsi produksi adalah sebagai pertanggungjawaban dalam pengolahan dan pentransformasian masukan (inputs) menjadi keluaran (outputs) berupa barang atau jasa yang akan dapat memberikan hasil pendapatan bagi perusahaan Everett dan Ebert (1992:5) memberikan definisi atau pengertian fungsi produksi dengan mengatakan sebagai berikut ,
fungsi produksi merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang, mengubah sesuatu yang nilainya lebih rendah menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dengan menggunakan sumber daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin dan sumber-sumber lainnya, sehingga produk yang dihasilkan dapat memberikan kepuasan pada konsumen.
Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan sifat perkaitan antara faktor-faktor produksi dengan tingkat produksi yang diciptakan.
Input merupakan bentuk-bentuk yang digunakan agar dapat mempoduksi sesuatu.
Semisal pada petani,  inputnya adalah tanah, tenaga kerja , mesin, dan pupuk. Sementara output adalah hasil dari proses produksinya. Semisal pada petani, outputnya adalah tanamanya misalnya biji gandum.
Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi dibagi menjadi dua jenisFaktor Produksi Tetap (Fixed factor of production), yaitu faktor produksi yang sifatnya tidak habis dipakai dalam satu periode produksi serta relatif tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan.Contoh: kandang, peralatan tahan lama, kendaraan, mesin pelet dan lain-lain.Faktor Produksi Variabel (Variable factor of production),yaitu faktor produksi yang sifatnya habis dipakai dalam satu periode produksi, serta besar penggunaannya sangat berkaitan dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contoh: pakan, doc, bahan bakar dan lain-lain.
Peranan Waktu Dalam Proses Produksi dan BiayaPeriode Singkat (Momentory Run) = periode waktu yang sangat pendek ketika tidak ada perubahan apapun dalam produksiPeriode jangka pendek (Short run) = periode waktu ketika input variabel seperti bahan baku dan tenaga kerja dapat disesuaikan, tetapi kurang cukup lama untuk melakukan penyesuaian semua input.
Dalam Jangka Pendek, faktor non variabel seperti mesin, peralatan, tidak dapat sepenuhnya disesuaikan ataupun dimodifikasi Periode jangka panjang (Long run) = Periode dimana ketika semua faktor produksi, baik variable dan non variabel yang digunakan oleh perusahaan bisa di ubah, termasuk buruh, bahan baku, dan modal

.PRODUKTIVITAS FISIK MARGINAL

Ukuran Produktivitas

Produk Total (Total Product) yaitu jumlah produk keseluruhan yang dihasilkan dari sejumlah faktor produksi.
Produk Marjinal (Marginal Product) yaitu penambahan jumlah produk sebagai akibat penambahan satu satuan faktor produksi.
Rumus, Produk Rata-rata (Average Product) yaitu rata-rata jumlah produk yang dihasilkan untuk setiap satuan faktor produksi yang dicapai.Rumus, Hasil terhadap Skala (Returns to scale) Yakni pengaruh peningkatan skala input terhadap kuantitas yang diproduksi.
Dengan kata lain return to scale mencerminkan korespondensi produk totalbilamana semua input ditingkatkan secara proporsional.Apabila ke dalam suatu  proses produksi ditambahkan faktor produksi secara berturut-turut maka produknya akan meningkat.
Seberapa besar kenaikannya dan sifat kenaikannya dapat dibedakan atasKenaikan Hasil Tetap (Constant Return to Scale).
Penambahan tiap satu satuan faktor produksi yang terus menerus menyebabkan kenaikan hasil yang tetap.
(Tabel 4.1) Kenaikan Hasil Bertambah (Increasing Return to Scale) Apabila ke dalam suatu proses produksi ditambahkan secara terus menerus satu satuan faktor produksi akan mengakibatkan penambahan produk yang makin lama makin meningkat.
Kenaikan Hasil Berkurang (Decreasing Return to Scale) Penambahan satu satuan faktor produksi yang terus menerus akan menyebabkan penambahan produk yang makin lama makin berkurang.
Kombinasi antara Kenaikan Hasil Bertambah dengan Kenaikan Hasil Berkurang.
Secara umum dapat dikatakan apabila penggunaan faktor produksi variabel relatif masih sedikit dipergunakan dibandingkan dengan penggunaan faktor produksi tetapnya, akan terjadi kenaikan hasil bertambah (increasing return to scale), dan sebaliknya bila penggunaan faktor produksi variabel relatif lebih besar dibandingkan dengan faktor produksi tetapnya, akan terjadi kenaikan hasil berkurang (decreasing return to scale).
Kombinasi berbagai fase produksi ini biasanya terjadi untuk berbagai jenis proses produksi, baik pabrik, pertanian maupun peternakan. Karena terjadi secara umum, maka terbentuk apa yang dinamakan dengan HUKUM KENAIKAN HASIL YANG MAKIN BERKURANG atau“THE LAW OF DIMINISHING RETURN”Produk Marjinal dan Hukum Kenaikan Hasil yang makin berkurang (The Law of Diminishing Return)the law of diminishing return (hukum hasil yang semakin berkurang) yang menjelaskan sifat pokok dari pertautan di antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan. Bila suatu macam input ditambah penggunaannya sedangkan input-input lainnya tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tapi setelah mencapai suatu tingkat tertentu tambahan output akan semakin menurun bila input tersebut terus ditambah. Jadi, produk majinal input biasanya menurun apabila jumlah input tersebut betambah , ketika semua input lainya konstanDalam suatu proses produksi apabila secara berturut-turut ditambahkan satu satuan faktor produksi variabel pada faktor produksi tetap, pada tahap awal, produksi total akan bertambah dengan pertambahan yang makin bsar, tetapi sampai pada tingkat tertentu pertambahannya akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif, dan ini mengakibatkan pertambahan produksi total semakin kecil sampai mencapai produksi maksimal dan kemudian produksi total menurun.Sifat dari The Law of Diminishing Return:Penambahan terus menerus faktor produksi  menyebabkan produk total meningkat sampai tingkat tertentu (x=8 dan Y=240)Mula-mula terjadi kenaikan hasil bertambah, produk marjinal semakin besar (naik).Pada saat fungsi produksi total mencapai titik balik (inflection point), produk marjinal mencapai titik maksimum (x=4 dan MP=50)Sesudah titik balik  terjadi kenaikan hasil yang semakin berkurang (produk marjinal menurun).Pada tingkat produksi total maksimum, produk marjinal sama dengan nol (0).Sesudah produk total maksimum, produk marjinal mempunyai nilai negatifKONSEP ISOQUANT  DAN ISOQOSTCara perusahaan mengkombinasikan input yang meminimumkan biaya , bisa lebih dijelaskan dengan menggunakan diagram yang memakai dengan dua pendekatan yakniKURVA PRODUKSI SAMA (ISOQUANT)Adalah kurva yang menggambarkan kombinasi penggunaan 2 macam faktor produksi variabel yaitu gabungan antara tenaga kerja dan modal yang menghasilkan tingkat produksi yang samaKarakteristik Kurva Produksi Sama :Cembung terhadap titik originalTidak saling berpotonganDaerah yang relevan berproduksi adalah daerah yang berkecondongan Negatif.Semakin tinggi menjauhi titik 0 menunjukan total produksi semakin tinggi pula.Adapun cara perhitungan dengan menggunakan rumus Q=100KURVA BIAYA SAMA (ISOCOST)Adalah kurve yang menggambarkan kombinasi penggunaan 2 faktor produksi yaitu gabungan faktor produksi tenaga kerja dan modalyang memerlukan biaya yang sama.dapat dijelaskan setiap titik pada isocost menggambarkan biaya total yang sama . garis pada gambar diatas berbentuk lurus karena harga faktor produksinya konstan. Semua garis diatas juga mempunyai slope kemiringan (negatif), yang besarnya sama dengan rasio harga tenaga kerja terhadap harga tanah oleh karena slope semua garis itu sama, maka semuanya sejajar.KONSEP SUBSTITUSI INPUTSubstitusi input untuk meminimumkan biayaKombinasi input yang mempunyai biaya paling rendah terjadi pada titik C.Perusahaan menginginkan untuk meminimumkan biayanya ketika memproduksi output sebesar 346 unit. Oleh kaena itu, ia mencari kombinasi input yang paling murah sepanjang kurva produk sama (dalam gambar di atas yang mempunyai titik absis). Perusahaan mencari kombinasi input yang terletak pada garis biaya sama paling rendah. Apabila kurva produk sama menyentuh (tetapi bukan memotong) garis biaya sama yang paling rendah, maka disitu lah terletak posisi biaya yang paling rendah . Titik singgung ini berarti bahwa harga faktor produksi dan produk marjinal adalah proporsional, dengan produk marjinal per dolar yang sama. Kondisi Biaya Yang Paling RendahDengan menggunakan peralaan grafis, kita selanjutnya dapat menemukan kondisi syarat yang memungkinkan perusahaan meminimumkan biaya produksinya:Rasio produk mrjinal dari dua input harus sama dengan rasio harga faktor produksinya.Produk marjinal per dolar yang diterima dari dolar pengeluaran (terakhir) harus sama untuk setiap faktor produksi.3.5 KONSEP DASAR BIAYADefinisi  Biaya:Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.biaya merupakan  nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba di masa mendatang.Jenis-jenis biaya produksi :Biaya eksplisit : pengeluaran aktual (nyata) perusahaan untuk memperoleh faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan output.Biaya implisit : biaya yang tidak membutuhkan pengeluaran uang oleh suatu perusahaan.Analisis bagaimana perusahaan itu melakukan kegiatan berproduksi, teori ekonomi membedakan kedalam dua jangka waktu, yakni jangka pendek dan jangka panjang.Jangka pendek : jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat dirubah jumlahnya (konstan).Jangka panjang : jangka waktu dimana seluruh faktor produksi dapat mengalami perubahan ( bersifat variabel)Teori Biaya Jangka Pendek :Dalam jangka pendek biaya produksi dibedakan menjadi biya total dan biaya rata rata :Biaya Total ( Total Cost = TC ) adalah biaya yang nilainya tidak berubah mengikuti perubahan jumlah output yang diproduksi.Biaya ini meliputi penggeluaran yang dilakukan oleh prusahaan untuk memperoleh input(faktor produksi) tetap.TC = TFC + TVC. Biaya total dibagi menjadi dua, yaitu :Biaya Tetap Total ( Total Fixed Cost = TFC ) adalah biaya yang nilainya tidak berubah mengikuti perubahan jumlah output yang diproduksi. Biaya ini meliputi pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh input (faktor produksi) tetap. Seperti membeli mesin, mendirikan bangunan pabrik, dll.Biaya Variabel Total ( Total Variabel Cost = TVC) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh input faktor produksi variabel yang digunakan dalam suatu proses produksi. Biaya variabel ini nilainya berubah-ubah sesuai dengan perubahan jumlah output yang diproduksi.Biaya Total Rata-Rata ( Average Total Cost = ATC ) / Biaya Rata-Rata ( Average Cost = AC ) adalah biaya total untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu dibagi dengan jumlah keluaran tersebut.AC = TC/Q atau AC = AFC + AVC, dimana Q adalah jumlah output. Biaya total rata-rata dapat dibagi menjadi dua, yaitu :Biaya Tetap Rata-Rata ( Average Fixed Cost = AFC )                           AFC            QBiaya Variabel Rata-Rata ( Average Variabel Cost = AVC )                      TVCQBiaya Marjinal ( Marginal Cost = MC ) adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan jika ia menambah jumlah outputnya sebanyak satu unit. Karena biaya tetap tidak berubah dengan keluaran, biaya tetap marjinal akan selalu nol. Karenanya biaya marjinal jelas adalah biaya variabel marjinal dan berubahnya biaya biaya tetap tidak akan mempengaruhi biaya marjinal.∆ TC                        MC  =∆QTeori Jangka Panjang :Didalam jangka panjang tidak ada faktor produksi yang tetap, semua faktor produksi adalah variabel sehingga dalam jangka panjang besarnya kapasitas produksi bisa berubah-ubah. Dengan demikian akan terdapat beberapa alternative pemakaian kapasitas produksi untuk menghasilkan sejumlah output.Dalam analisis ekonomi “kapasitas produksi / plant size” digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata (AC).Beberapa alternative pemakaian kapasitas produksi oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu .Untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, haruslah dipilih “kapasitas produksi” yang paling efisien atau yang meminimumkan biaya produksi diantara beberapa alternative yang tersedia.Jika tingkat produksi yang diinginkan hanya sebesar100 unit maka kapasitas yang digunakan diantara kapasitas yang tersedia / yang ada, haruslah dipilih kapasitas 1 (AC1). Sebab jika yang digunakan untuk menghasilkan output sebesar 100 unit tersebut, adalah kapasitas 2 (AC2), maka beban biaya produksi yang harus ditanggug perusahaan adalah lebih tinggi. Jika yang dipilih kapasitas 1 maka biaya produksi untuk menghasilkan output sebanyak 100 unit adalah sebesar700, dan jika yang dipilih adalah kapasitas 2, maka biaya produksinya adalah sebesar 8200. Kapasitas 1 (AC1) adalah kapasitas yang paling efisien dan memerlukan biaya produksi yang minimum untuk volume produksi < 100 unit.Untuk volume produksi sebanyak 140 unit maka kapasitas 2 (AC2) adalah yang paling efisien karena beban biayanya adalah paling rendah, sedang untuk memproduksi output diatas 250 unit maka kapasitas 3 (AC3) lah yang harus digunakan oleh perusahaan.3.6 KURVA BIAYAKurva Biaya Total, Biaya Tetap, Biaya VariabelKurva TFC berbentuk horizontal, karena nilainya tidak berubah, berapapun jumlah output yang dihasilkan oleh perusahaan.Kurva TVC bermula dari titik 0 (origin) dan semakin lama semakin bertambah tinggi, hal ini karena :Waktu tidak ada produksi TVC = 0Semaikn besar volume produksi semakin besar nilai TVCKurva TC bermula dari pangkal TFC dan kalau ditarik garis tegak antara TVC dan TC, panjang garis tersebut adalah sama dengan jarak antara kurva TFC dengan sumbu diatas.Kurva Biaya Rata-RataKeterangan :Kurva AFC yang berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah karena ia menggambarkan makin besar jumlah output yang di produksi, makin kecil biaya tetap rata-rata (AFC)-nya. Tetapi kurva AFC tidak pernah menyentuh sumbu horizontal (asimptot). Artinya nilai AFC tidak pernah negatif.Kurva - kurva AVC, AC dan MC berbentuk huruf U hal ini mencerminkan bahwa kegiatan produksi dipengaruhi oleh “hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (Law of Diminishing Return)”, yaitu : pada waktu produksi masih sangat rendah, pertambahan sejumlah tertentu biaya produksi akan menyebabkan pertambahan yang besar terhadap jumlah produksi. Tetapi jika produksi sudah semakin banyak, sejumlah tertentu biaya produksi, akan mengakibatkan pertamabahan jumlah produksi yang semakin sedikitHubungan kurva MC dengan kurva AVC dan AC :Kurva – kurva AVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah dari masing-masing kurva tersebut. Hal ini dijelaskan sebagai berikut :Pada waktu nilai MC < AVC, maka nilai AVC menurun, dengan kata lain kalau kurva MC dibawah kurva AVC, maka kurva AVC sedang menurun.Pada waktu nilai MC > AVC, maka nilai AVC semakin besar, dengan kata lain jika kurva MC berada diatas kurva AVC, maka kurva AVC sedang menaik.Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa kurva AVC akan dipotong oleh kurva MC pada titik terendahnya. Begitu pula untuk kurva AC, juga dipotong oleh kurva MC pada titik terendahnya juga.Kurva Biaya Total Rata-Rata Jangka PanjangKurva biaya total rata-rata jangka panjang atau long run average cost (LRAC) adalah suatu kurva yang menunjukkan biaya rata-rata yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi, apabila perusahaan dapat selalu merubah kapasitas produksinya.Kurva LRAC dibentuk dari kurva AC yang tidak terhingga banyaknya. Kurva-kurva AC adalah banyak sekali, maka kurva LRAC adalah suatu kurva yang berupa garis lengkung atau berbentuk huruf U. Kurva LRAC merupakan kurva yang menyinggung kurva AC yang tak terhingga banyaknya tersebut, seperti gambar dibawah ini :Titik-titik singggung tersebut merupakan biaya produksi minimum untuk berbagai tingkat produksi yang ingin dicapai perusahaan dalam jangka panjang.Meskipun didalam menggambarkan kurva LRAC, kurva LRAC ini pada umumnya tidak menyinggung titik terendah dari kurva AC. Kurva LRAC hanya menyinggung titik terendah kurva AC yang paling rendah diantara kurva-kurva AC yang tak terhingga banyaknya itu.Untuk kurva-kurva AC yang terletak disebelah kiri (atas) kurva ACx, disinggung oleh kurva LRAC dititik kiri atas dari titik terendah kurva AC yang bersangkutan. Sedangkan untuk kurva-kurva AC yang terletak disebelah kanan kurva ACx, akan disinggung oleh kurva LRAC pada titik kanan atas dari titik terendah kurva AC yang bersangkutan.Sebab dalam jangka panjang titik terendah dari suatu AC tidak menggambarkan biaya produksi yang paling minimum, untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Karena masih terdapat kapasitas produksi (AC) yang lain yang dapat meminimumkan biaya produksi.Jadi LRAC tersebut menggambarkan biaya minimum perusahaan dalam jangka panjang. Kurva LRAC, sering disebut kurva amplop (envelope curve), karena biaya rata-rata jangka panjang itu mengamplopi kurva-kurva biaya jangka pendek yang dipilihnya.Jika kurva AC bentuknya seperti huruf U, karena dipengaruhi oleh hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (Law of diminishing return). Tetapi kalau kurva LRAC yang bentuknya seperti huruf U yang melebar bagian atasnya, karena disebabkan oleh faktor –faktor yang disebut economies of scale (skala ekonomis) dan diseconomies of scale (skala tidak ekonomis).3.7 PERGESERAN KURVA BIAYAKurva biaya yang telah didapat hingga kini menunjukan bagaimana biaya berubah dengan keluaran, jika diketahui harga faktor yang konstan dan teknologi yang tetap. Perubahan pengetahuan dalam teknologi atau harga fator akan menyebabkan keseluruhan kelompok kurva biaya jangka pendek dan jangka panjang bergeser. Pengetahuan teknologi yang sudah ada jarang hilang, oleh sebab itu perubahan teknologi biasanya hanya bergerak dalam satu arah, menggeser kurva biaya ke bawah. Perubahan harga faktor produksi dapat berpengaruh dalam dua arah. Jika perusahaan harus membayar lebih mahal untuk faktor produksi yang digunakannya, maka biaya untuk memproduksi setiap tingkat keluaran akan naik, jika perusahaan membayar lebih murah, maka biaya akan turun. Meskipun harga faktor produksi biasanya berubah secara bertahap, namun ada kalanya harga itu berubah tiba-tiba dan drastis.3.8 MAKSIMALISASI LABAUntuk memaksimumkan laba, perusahaan harus memilih untuk memproduksi tingkat output dimana pendapatan marginal (pendapatan dari penjualan satu unit tambahan) sama dengan biaya marginal (biaya memproduksi satu unit tambahan).Jika perusahaan merupakan penerima harga, keputusan keluarannya tidak mempengaruhi harga outputnya, sehingga pendapatan marginal diketahui dari harga. Tetapi jika perusahaan menghadapi permintaan dengan kemiringan yang menurun untuk outputnnya, perusahaan dapat menjual lebih banyak dengan harga yang lebih rendah. Dalam kasus ini pendapatan marginal akan lebih kecil daripada harga dan bahkan dapat negatif.Pendapatan marginal dan elasisitas harga dari permintaan berkaitan dengan rumus : MR = P (1 + 1/eq,P), dimana P adalah harga pasar dari output perusahaan dan eq,P adalah elastisitas harga dari permintaan terhadap produknya.Sebuah perusahaan yang memaksimumkan laba memilih baik masukannya maupun keluarannya dengan tujuan tunggal untuk mencapai laba ekonomi maksimum. Yaitu perusahaan berusaha untuk menjadikan selisih antara pendapatan total dan biaya ekonomi total sebesar mungkin. Untuk memaksimumkan laba ekonomi, perusahaan harus memilih keluaran dimana pendapatan marginal sama dengan biaya marginal. Yaitu :dTR       dTCMR =            =            = MCDq         dqKurva Penawaran Jangka Pendek untuk perusahaan penerima harga.Dalam jangka pendek perusahaan penerima harga akan memproduksi tingkat output  dimana SMC = P. Di P* misalnya perusahaan tersebut akan memproduksi q*. Kurva SMC juga memperlihatkan berapa yang diproduksi pada harga-harga lainnya. Tetapi untuk harga dibawah SAVC, perusahaan tersebut akan memilih untuk tidak memproduksi output sama sekali. Garis tebal dalam gambar ini mewakili kurva penawaran jangka pendek perusahaan ini.PASAR PERSAINGAN SEMPURNADunia persaingan sempurna adalah dunia penerimaan harga (price takers). Penerimaan harga adalah perusahaan yang egitu kecil dibandig dengan pasar secara keseluruhan sehingga ia tidak bisa mempengauhi harga pasar, dan hanya menerima harga sebagai harga yang sudah tertentu. Jika petani menjual produk yang homogen seperti gandum, mereka dapat menjualnya kepada sejumlah besar pembeli yang ingin membayar dengan harga pasar, misalnya $3 per gantang sebagaimana halnya sebagian besar rumah tangga yang harus menerima harga yang telah dietapkan oleh toko grosir atau gedung bioskop, begitu pula perusahaan harus menerima harga pasar gandum atau minyak mentah ataupun batubara yang mereka hasilkan.Jumlah output yang diproduksi perusahaan agar mencapai laba maksimal adalah pada saat MR=MC.Ekstrim pertama, perusahaan berada dalam pasar persaingan sempurna (perfect competition), dimana jumlah perusahaan begitu banyak dan kemampuan setiap perusahaan sangat kecil untuk mempengaruhi harga pasar. Ekstrim kedua adalah perusahaan hanya satu – satunya produsen (monopoli).Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna      Homogenitas Produk (Homogeneous Product)Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen , Produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya.Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)Para pelaku ekonomi Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan / informasi   sempurna,  tentang harga produk dan input yang dijual.Output Perusahaan Relatif Kecil (Small RelativelOutput)Output sebuah perusahaan relative kecil dibanding output pasar , Perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata – rata terendah), kendati pun demikian jumlah output setiap perusahaan secara individu dianggap relative kecil  dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker)Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar . Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker). Secara individu perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar.Keleluasaan Masuk – Kelur Pasar (Free Entry and Exit) Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar . Dalam pasar persaingan sempurna factor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikelurkan untuk memindahkan factor produksi Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna Kekuatan Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksima (kemakmuran maksimal).
Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi (produk yang homogen) dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga.KelemahanKelemahan Dalam Hal KonsumsiKelemahan Dalam Pengembangan TeknologiKonflik Efisiensi  - Keadilan4.
1 Kurva Permintaan Yang Dihadapi Firm Di Pasar Persaingan SempurnaKita dapat menjelaskan seorang pesaing sempurna penerimaan harga dengan meneliti cara pasar memandang suatu perusahaan yang kompetitif.
Gambar kurva dibawah ini memperlihatkan perbedaan antara permintaan industri (kurva DD) dan kurva permintaan yang dihadapi sebuah perusahaan kompetitif (kurva dd). Oleh karena sebuah industri kompetitif terdiri dari beberapa peusahaan yang yang relative kecil terhadap pasar secara keseluruhan,maka segmen kurva pemintaan perusahaan hanyalah merupakan semen kecil dari kurva industri . Secara grafis , porsi kurva permintaan dari perusahaan kompetitif begitu kecilnya, sehigga kurva permintaan perusahaan nampak seperti horizontal atau elastis tidak terhingga . gambar tersebut melihatkan bagaiman elastisitas permintaan lebih besar dibanding elastisitas permitaan seluruh pasar.Oleh karena perusahaan yang kompetitif tidak dapat mempegruhi harga maka hanya setiap unit yang terjual adalah edapatan tambahan yag akan diterima oleh perusahaan.sebagai contoh, pada harga pasar $40 per unit perusahaan  kompetitif daat menjual semua yang ia inginkan pada $40. seandainya  perusahaan memutuskan untuk menjual 100 unit dan bukan 100 unit, maka pendapatannya akan naik sebesar $40.Perusahaan harus bekaerja sebaik mungkin (doing as well as possible) agar perusahaan mencapai keadaan yang paling optimal.
Tidak mengalami kerugian (not suffering loss) agar dapat mengaanti barang modal yang digunakan dalam produksi.Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk – keluar karena laba nol (zero profit), yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian yang sama.
Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi pada saat  SAC = LAC.Keseimbangan Jangka Pendek Dalam Kondisi ImpasKondisi impas terjadi bila biaya rata – rata sama dengan harga, dimana laba per unit sama dengan nol
PENETAPAN OUTPUT EQUILIRIUM PERUSAHAAN DI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Keseimbangan Jangka PendekAda dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam keseimbangan :Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak bila biaya variabel (VC) = penerimaan total (TR), atau AVC = PPerusahaan memproduksi saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum.

MANAJEMEN PERUBAHAN

MANAJEMEN PERUBAHAN

Abstrak Perubahan adalah sebuah keniscayaan, akan tetapi agar tercapai perubahan sebagaimana yang diinginkan maka diperlukan manajemen perubahan.

Manajemen perubahan tersebut, baik dalam hal mensikapi dan mengelola resistensi, bagaimana dan strategi melakukan perubahan yang efektif. Sejatinya perubahan yang dilakukan adalah dari suatu kondisi yang ada menuju kondisi yang diinginkan atau yang lebih baik. Oleh karenanya seorang manajer harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan perubahan dalam organisasinya. Kata kunci: Manajemen perubahan, resistensi, status quo, strategi perubahanA. PendahuluanSebagai manusia kita hidup dalam dunia penuh perubahan. Perubahan merupakan suatu hal yang pasti terjadi, dan akan terjadi. Dengan demikian berarti bahwa manusia perlu senantiasa “berubah” sesuai dengan tuntutan perubahan itu sendiri. Singkat kata manusia perlu senantiasa menyesuaikan diri dengan perubahan dan tuntutan perubahan. Perubahan dapat terjadi secara evolusioner, tetapi ia pula dapat berlangsung secara revolusioner.Menurut Siagian, perubahan organisasi merupakan hal yang sangat penting. Tanpa perubahan, manajemen tidak mungkin mempetahankan keunggulannya . Harus diakui bahwa perubahan dalam arti pembaharuan sering dilihat dari sudut pandang yang dilematik. Di satu pihak, stabilitas ada kalanya dirasa perlu dipertahankan dan dipelihara. Bahkan tidak sedikit manajemen berpandangan bahwa perubahan tidak diperlukan karena dengan sistem yang berlaku, organisasi meraih keberhasilan di masa lalu hingga sekarang. Di lain pihak, mempertahankan status quo menjadi penghambat bagi perubahan. Tentunya, tanpa kemauan dan kemampuan berubah, organisasi akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. Perlu diingat bahwa tidak semua perubahan yang terjadi akan menimbulkan kondisi yang lebih baik, hingga dalam hal demikian tentu perlu diupayakan agar bila dimungkinkan perubahan diarahkan ke arah hal yang lebih baik dibandingkan kondisi sebelumnya. Dengan demikian dapat kita mengatakan bahwa perubahan senantiasa mengandung makna, beralihnya keadaan sebelumnya (the before condition) menjadi keadaan setelahnya (the after condition). Transisi dari kondisi awal hingga kondisi kemudian memerlukan suatu proses transformasi, yang tidak selalu berlangsung dengan lancarnya, mengingat bahwa perubahan-perubahan sering kali disertai aneka macam konflik yang muncul. Oleh karena itu tulisan ini berusaha mengelaborasi tentang bagaimana mengelola perubahan. Dengan manajemen perubahan, maka diharapkan perubahan yang dilakukan dapat mewujudkan kondisi yang diinginkan dan lebih baik. Salah satu sasaran manajemen perubahan adalah mengupayakan agar proses transformasi tersebut berlangsung dalam waktu yang relatif cepat dengan kesulitan-kesulitan seminimal mungkin.B. Tujuan dan Jenis Perubahan1. Tujuan PerubahanSuatu perubahan dilakukan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, baik bagi individu maupun organisasi. Setiap perubahan mempunyai tujuannya sendiri yang berbeda dari satu perubahan ke perubahan lainnya. Pada umumnya, tujuan masih bersifat makro pada tingkat organsasi secara menyeluruh dan akhirnya perlu dijabarkan dalam sasaran-sasaran yang lebih rinci dan konkrit.Tujuan perubahan menurut Wibowo disatu sisi untuk memperbaiki kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan disisi lain mengupayakan perubahan perilaku karyawan. Perubahan lingkungan dapat merupakan lingkungan eksternal maupun lingkungan internal organisasi.Tujuan suatu perubahan pada umumya masih bersifat makro dengan jangka waktu yang relatif panjang. Untuk itu tujuan dijabarkan dalam jangka waktu yang lebih pendek dengan ukuran yang lebih spesifik dan konkrit. Agar sebuah organisasi dapat disejajarkan, menurut Lisa Kudray dan Brian Kleiner sebagaimana dikutip oleh Davidson , tuas-tuas kunci dalam manajemen-strategi, operasi, budaya, dan penghargaan- harus diselaraskan secara berkelanjutan.Sebagai sasaran perubahan menurut Wibowo (2006:17-19) dapat diarahkan pada struktur organisasi, teknologi, pengaturan fisik, sumberdaya manusia, proses mekaisme kerja dan budaya dalam suatu organisasi.2. Jenis PerubahanDiantara para pakar menurut Wibowo memberikan terminologi yang berbeda-beda tentang jenis-jenis perubahan. Pertama, membedakan jenis perubahan dalam planed change (perubahan terencana) dan unplanned change (perubahan tidak terencana). Kedua, membandingkan tipologi perubahan menjadi adaptive change, innovative change, radically innovative change. Ketiga, membagi menurut sifatnya menjadi incremental change dan fundamental change.Perubahan Terencana dan Perubahan Tidak TerencanaPerubahan terencana (planed change) adalah aktivitas perubahan yang disengaja dan berorientasi pada tujuan, atau sebagai aktivitas yang dimaksudkan dan sifatnya sengaja dan dirancang untuk memenuhi beberapa tujuan organisasional.Menurut Sunarto , perubahan terencana adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang. Sedangkan perubahan reaktif adalah respons bertahap terhadap peristiwa ketika muncul. Karena perubahan reaktif dilakukan dengan cepat, maka potensi terjadinya perubahan cenderung menghasilkan akibat yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, perubahan terencana lebih disukai dibandingkan dengan perubahan reaktif. Perubahan organisasional berasal dari sebuah keputusan stratejik untuk merubah cara organisasi mengerjakan usahanya. Perubahan organisasional dapat diidentifikasi sebagai perubahan produk atau jasa, perubahan ukuran dan struktur organisasi, perubahan sistem administrative, dan memperkenalkan teknologi baru.Sedangkan perubahan tidak terencana (unplanned change) merupakan pergeseran aktivitas organisasional karena adanya kekuatan yang sifatnya eksternal, karena adanya kekuatan yang sifatnya eksternal, karena berada di luar kontrol organisasi.Determinan dari suatu perubahan tidak terencana dari suatu organisasi antra lain karena adanya pergeseran dalam tampilan demografis angkatan kerja, respons terhadap kecenderungan globalisasi, adanya peraturan pemerintah, persaingan ekonomi, dan perbedaan kinerja.Tipologi PerubahanPerubahan adaptif (adaptive change) merupakan perubahan yang paling rendah tingkat kompleksitasnya, biaya, dan ketidakpastiannya. Perubahan adaptif menyangkut pelaksanaan perubahan yang sifatnya berulang di unit organisasi yang sama, atau dengan menirukan perubahan yang sama oleh uni kerja yang berbeda. Disini ddiperkenalkan kembali praktek kerja yang sudah terbiasa dilakukan. Orang cenderung tidak merasakan kekhawatiran terhadap perubahan yang bersifat adaptif.Perubahan inovatif (innovative change) diperkenalkan praktek baru pada organisasi. Perubahan inovatif berada ditengah kontinum diukur dari kompleksitas, biaya, dan ketidakpastiannya. Suatu percobaan menerapkan flexible worknschedule atau jadual kerja yang fleksibel oleh suatu organisasi dikualifikasikan sebagai perubahan inovatif jika melakukan modifikasi terhadap cara kerja organisasi lain. Ketidakbiasaan dalam mengerjakan sesuatu yang baru, dan kemudian ketidakpastian yang lebih besar akan hasilnya, dapat membuat ketakutan terhadap perubahan inovatif.Perubahan inovatif secara radikal (radically innovative change) merupakan jenis perubahan yang paling sulit dilaksanakan dan cenderung paling menakutkan bagi manajer untuk melakukan dan memberikan dampak kuat pada keamanan kerja karyawan. Perubahan inovatif secara radikal merupakan perubahan yang bersifat mendasar, dengan dampak dan resiko yang luas.Perubahan Inkremental dan FundamentalPerubahan inkremental hampir terjadi dengan sendirinya, dan mencakup ratusan situasi yang dihadapi manajer sepanjang karirnya. Termasuk di dalamnya perubahan: metode dan proses kerja, tata letak pabrik, peluncuran produk baru, dan siatuasi lain dimana orang melihat kelanjutan dari keadaan lama menuju pada keadaan yang baru.Perkembangan perubahan inkremental terjadi melalui evolusi, bukan revolusi, dan meskipun setelah melalui waktu panjang. Sifat perubahan inkremental dipengaruhi oleh hubungan antara tingkat urgensi dengan tingkat resistensinya. Apabila tingkat urgensi maupun tingkat resistensinya rendah, maka sifat perubahan menjadi partisipasi ekstensif. Namun walaupun tingkat urgensinya rendah tetapi jika tingkat resistensinya tinggi, maka perubahannya akan bersifat persuasif. Tetapi sebaliknya, apabila tingkat urgensi tinggi sedang resistensinya yang rendah, maka sifat perubahannya adalah partisipasi terfokus. Sedang apabila urgensi maupun resistensinya tinggi, maka perubahan dapat bersifat persuasif sampai dengan memaksa.Sebaliknya, perubahan fundamental sesuai dengan namanya, merupakan perubahan yang stratejik, visioner, dan transformasional. Peruabhan fundamental memberikan dampak yang patut diperhatikan pada organisasi atau bagian organisasi yang sedang menjalankan perubahan. Jika berhasil, perbedaannya dapat ddiperhatikan di dalam dan di luar organisasi. Perubahan semacam ini biasanya besar, dan secara dramatis mempengaruhi operasi masa depan organisasi dan seringkali menyangkut pergolakan penting. Contoh perubahan ini adalah, hasil proses kegiatan re-engineering yang merubah seluruh cara bisnis beroperasi, merger dengan organisasi lain, atau pergerakan organisasi ke dalam aktivitas yang berbeda total. C. Faktor Pendorong Perubahan Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pembahasan terdahulu, kata “perubahan” mewakili realitas kepastian dalam kehidupan manusia. Termasuk juga dalam kehidupan organisasi macam apapun. Dan seiring dengan perubahan waktu, menurut Sunarto perubahan sebuah organisasi biasanya didorong oleh kekuatan interaksi internal dan eksternal.Kekuatan internal, sebagaimana dikemukakan oleh Amirullah jika dalam sebuah organisasi perusahaan, seperti karyawan/ pekerja, dewan komisaris, serta pemegang saham, sifatnya dapat dikontrol oleh manajemen, meskipun ia berpengaruh secara langsung terhadap kinerja dari sebuah organisasi. Artinya, setiap potensi dan proses perubahan yang terjadi dalam lingkungan ini, seorang manajer bisa mengambil langkah-langkah strategis-struktural untuk melakukan penyesuaian. Karena kekuatan internal tersebut masih dalam batas kemampuan dan kewenangannya.Dalam bentuknya yang lain, menurut Wibowo faktor internal sebuah organisasi meliputi juga ukuran dan struktur organisasi, sistem administrasi, teknologi, hasil produksi/ jasa, sifat tenaga kerja, sumber daya manusia (SDM) dan prilaku dan keputusan manajerial. Makanya, lingkungan internal menurut Chuck Williams dapat diartikan sebagai kejadian dan kecenderungan dalam suatu organisasi yang mempengaruhi manajemen, karyawan serta budaya organisasi.Berbeda dengan lingkungan internal, lingkungan eksternal menurut Chuck Williams yang didefinisikan sebagai seluruh kejadian diluar perusahaan yang memiliki potensi untuk mempengaruhi perusahaan tidak bisa dikendalikan langsung oleh seorang manajer. Sebab, faktor-faktor ini melibatkan dunia luar lingkungan atau kondisi yang mempunyai kekuatan unpredictable yang sama sekali tidak bisa dikendalikan secara struktural. Maka strategi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan adaptasi yang sistematis dan terencana. Adaptasi seperti ini dilakukan dengan memperhatikan sifat dan pola pendorong perubahan dari faktor eksternal. Faktor perubahan lingkungan eksternal menurut Chuck William seringnya mendorong seorang Manajer melakukan langkah-langkah: Pertama, melakukan pengamatan lingkungan. Pengamatan ini mendasarkan pada strategi organisasi, kebutuhan akan informasi mutakhir dan kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian. Kedua, menerjemahkan informasi. Langkah kedua ini sangat menuntut kecermatan seorang Manajer untuk merumuskan langkah-langkah strategis yang berkelanjutan. Ketika Manajer mengenali kejadian lingkungan sebagai ancaman, maka ia akan mengambil langkah-langkah untuk melindungi perusahaan dari bahaya. Akan tetapi, apabila Manajer menganggap kejadian-kejadian lingkungan sebagai kesempatan, maka ia akan merumuskan alternatif untuk mengambil keuntungan dari hal tersebut untuk meningkatkan kinerja perusahaaan. Dan ketiga, melakukan tindakan yang didasarkan langkah pertama dan kedua. Tentunya Manajer harus mampu merangkum hubungan antara faktor-faktor lingkungan dan tindakan-tindakan yang mungkin mereka lakukan untuk menghadapinya.Disamping hal di atas, menurut Amirullah manajer juga bisa mengambil langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, melakukan penyesuaian terhadap perubahan lingkungan. Tindakan ini dilakukan manakala kekuatan lingkungan tidak dapat dirubah. Organisasi dapat melakukan penyesuaian dengan mengubah organisasi,struktur atau desainnya. Kedua, melakukan pemantauan lingkungan secara tidak langsung. Dalam hal ini, Manajer terus memantau perkembangan lingkungan dengan mencari informasi dari berbagai media. Ketiga, mempengaruhi lingkungan langsung. Alternatif dari tindakan ini adlaah meakukan lobi, pemasangan iklan, dan perundingan-perundingan dengan pihak-pihak terkait.Langkah-langkah di atas mengharuskan seorang manajer memformat bentuk perubahan yang terencana. Ia tidak bisa begitu saja menyusun sebuah rencana tanpa pemikiran yang cermat, logis dan sistematik. Untuk mengimplementasikan perencanaan perubahan, Manajer perlu memahami langkah-langkah perubahan yang efektif. Termasuk juga bagaimana mengatasi penolakan terhadap perubahan.Hal ini disebabkan perubahan dan penolakan terhadapnya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Angin perubahan terhadap sebuah organisasi akan disambut dengan antusiasme kolektif para pihak yang berkepentingan, jika perubahan ini menjanjikan perbaikan kehidupannya. Namun sebaliknya, jika perubahan justru akan mengancam eksistensinya dalam sebuah organisasi, maka penolakan akan terus dilakukan dengan alasan subyektifnya. Oleh karena itu, perlu ada strategi khusus dalam mengelola perubahan yang direncanakan.D. Mengelola Tentangan Terhadap Perubahan1. Alasan Penolakan PerubahanSalah satu hal penting yang perlu diperhatikan oleh Manajer dalam merencanakan perubahan adalah adanya resistensi/penolakan terhadap usaha-usaha yang mendukung proses perubahan tersebut. Hal ini bisa terjadi, karena ia merupakan reaksi alamiah terhadap sesuatu yang menyebabkan gangguan dan hilangnya ekuilibrium, keseimbangan kondisi bagi lingkungan organisasi. Ini berarti, ketika isu-isu perubahan dicanangkan, dan objek atau sasaran perubahan tidak merasakan adanya gangguan yang bisa merugikannya, tapi justru menanggapi secara positif dan penuh harap, maka perubahan tersebut akan berjalan sesuai dengan harapan manajemen.Namun untuk sampai pada tujuan seperti itu, seorang Manajer tidak serta merta berjalan mulus. Tapi butuh kesabaran serta mampu mengahadapi ragam hambatan negatif yang dilakukan oleh lingkungannya. Dan hambatan yang paling utama adalah adanya resistensi/penolakan baik secara individual maupun kolektif.Menurut Wibowo resistensi terhadap perubahan merupakan kecenderungan bagi para pekerja untuk tidak ingin berjalan seiring dengan perubahan organisasi. Penyebab utama kecenderungan ini secara umum adalah tidak adanya ability dan willingness dari para pekerja tersebut. Ability berarti mempunyai ketrampilan yang diperlukan dan mengetahui bagaimana menggunakannya dan willingness adalah keinginan yang menjadi motivasi untuk menerapkan ketrampilan tersebut pada situasi tertentu. Nihilnya dua hal ini mendorong terwujudnya eskalasi resistensi terhadap upaya-upaya perubahan.Menurutnya, respon negatif seseorang terhadap perubahan tersebut dapat dilakukan melalui delapan fase, yaitu: (1) Stability (stabilitas), (2) Immobilization (tidak begerak), (3) Denial (penolakan), (4) Anger (kemarahan), (5) Bargaining (perundingan), (6) Depression (tertekan), (7) Testing (pengujian), (8) Acceptance (penerimaan).Dengan begitu, kalau mengikuti pola delapan fase di atas, maka saat pertama kali ada rencana perubahan, individu atau kelompok resistant akan nampak bersahabat, tidak menunjukkan reaksi kontradiksi, sehingga stabilitas organisasi masih tetap terjaga. Kondisi seperti ini bagi agen perubahan dalam hal ini adalah Manajer, masih sulit untuk melihat dan mengidentifikasi pada individu atau kelompok resistant tersebut.Namun pada fase ke 2 sampai ke 8, kekuatan resistensi akan mulai dirasakan dalam proses-proses organisasi maupun keputusan-keputusan organisasi. Dengan begitu upaya-upaya melacak penyebab adanya penolakan tersebut harus cepat dilakukan, sehingga tingkat penanganan dan penyesuaiannya akan lebih mudah dan terarah.Menurut Sunarto seorang praktisi organisasi, penolakan terhadap sebuah perubahan karena alasan-alasan sebagai berikut: a. Ketidakpastian/ketakutan pada hal-hal yang asingb. Kepentingan pribadi yang terancamc. Perbedaan persepsid. Rasa kehilangan2. Strategi dan Taktik Mengatasi Penolakan PerubahanSiagian , mengemukakan beberapa strategi untuk menghadapi penolakan terhadap perubahan. Diantaranya antara lain:a. Sajikan citra baru yang tidak mengandung ancaman. b. Ajukan berbagai argumentasi yang diarahkan pada pemeliharaaan kepentingan klien/karyawan. c. Kurangi oposisi dan tangani konflik secara terbuka. d. Bentuk persekutuan dengan berbagai pihak pendukung yang kuat. e. Tawar-menawar dan penyajian keuntungan pengganti. f. Mulai pelaksanaan perubahan dalam bentuk eksperimen. g. Mulai secara kecil-kecilan. Dan untuk menindak lanjuti strategi tersebut di atas, para ahli manajemen menyodorkan beberapa tehnik dan taktis khusus . Diantaranya adalah (1) dengan melakukan teknis partisipasi. (2) Pendidikan dan komunikasi. (3) Pemberian dukungan. (4) Negosiasi. (5) Manipulasi dan pemilihan/ kooptasi. (6). Paksaan/ Kekerasan. Paksaan/kekerasan menjadi alternatif terakhir untuk melakukan perubahan yang direncanakan. Cara ini lebih menekankan pada dominasi kelompok kuat atas kelompok lemah. Dengan begitu, atmosphere yang melingkupi kehidupan organisasi tersebut memberlakukan hubungan yang tidak seimbang antara manajer dan pekerja. Sehingga cara-cara yang dikembangkan oleh manajemen lebih dominan nuansa ancaman yang sangat merugikan kelompok penentang perubahan.E. Proses PerubahanPerubahan organisasi bukanlah proses sederhana. Perubahan organisasional adalah mengenai merubah kinerja organisasi. Lebih jelas ikatan antara apa yang kita lakukan dengan hasilnya, lebih banyak energi, komitmen, dan kesenangan selama proses perubahan. Kita memulai dan setiap usaha perubahan dengan perbaikan kinerja sebagai tujuan.Perubahan tersebut merupakan perubahan organisasional yang merupakan transformasi secara terencana atau tidak terencana di dalam struktur organisasi, teknologi dan atau orang. Dengan kata lain menurut Winardi proses perubahan (the change process) dari kondisi das sein menuju ke kondisi das sollen melalui suatu fase transisi atau transformasi.Menurut Rivai perubahan adalah sesuatu yang ada saat ini menjadi sesuatu yang baru yang diinginkan. Oleh karena itu perlu dilakukan diagnosis atas perubahan yang diinginkan tersebut. Diagnosis tersebut setidaknya menjawab empat pertanyaan yang sekaligus merupakan indikator perubahan tersebut, yaitu (1) apa sebenarnya yang terjadi saat ini, (2) apa yang akan terjadi di masa mendatang seandainya perubahan tersebut tidak terjadi, (3) apa yang diinginkan oleh orang-orang tentang kondisi yang akan datang dan (4) bagaimana perubahan itu dilakukan dan kondisi saat ini ke kondisi ideal pada masa mendatang. Sedangkan menurut Wibowo sebelum mengimplementasikan perubahan, ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: (1) Bagaimana kita mengetahui adanya sesuatu yang salah pada keadaan sekarang ini, (2) Aspek apa dari keadaan sekarang ini yang tidak dapat tetap sama, dan (3) Seberapa serius masalahnya.Biasanya manajemen sudah tahu apa yang salah dalam organisasinya. Misalnya, terjadi peningkatan keluhan konsumen atas pelayanan yang buruk. Teknologi yang dimiliki mungkin bekerja sangat lamban dan ketinggalan jaman, atau pesaing telah menawarkanproduk baru ke pasar dan organisasi belum mengirimkan versi baru dari produksi.Tetapi hal tersebut saja belum cukup. Manajemen perlu tahu seberapa banyak keluhan konsumen telah meningkat. Bagaimana angka peningkatan keluhan tersebut bilamana dibandingkan dengan pengalaman pesaing. Apabila teknologi kita terlambat dikembangkan, bagaimana implikasinya. Apakah in-efisiensi menyebabkan pengiriman barang terlambat, dan seberapa lama keterlambatan tersebut. Semakin banyak data yang dikumpulkan dan dikuantitatifkan, semakin mudah menentukan apa yang harus dirubah. Jika informasi tidak cukup, langkah yang diambil adalah dengan melihat analisis tentang struktur, proses, orang dan budaya untuk mempertimbangkan bagaimana pengaruh yang satu pada lainnya.Fullan sebagaimana dikutip oleh Wibowo memberikan 5 (lima) butir isyarat yang perlu diperhatikan dalam proses perubahan, yaitu:1) Perubahan bersifat cepat dan nonlinear, sehingga dapat menimbulkan suasana berantakan. Tetapi perubahan juga menawarkan potensi besar untuk terobosan kreatif.2) Kebanyakan perubahan dalam setiap sistem terjadi sebagai respon terhadap kekacauan dalam sistem lingkungan internal dan eksternal. Apabila respon terhadap gangguan dilakukan segera dan bersifat reflektif, seringkali tidak dapat dikelola, dan masalah lain justru dapat timbul sebagai akibatnya. Masalah juga dapat timbul ketika seseorang berusaha mengelola atau memanage perubahan.3) Faktor rasional dalam organisasi termasuk strategi dan operasi tidak terintegrai dengan baik, adanya perbedaan individu, cara pendekatan, dan masalah; persahabatan dan perseteruan yang terjadi mempengaruhi fungsi sub-sistem; dan faktor politik, seperti kekuasaan dan kewenangan, perlindungan, dan kompetisi atas sumberdaya.4) Stakeholder utama dan budaya organisasi menjadi pertimbangan pertama untuk perubahan organisasional. Perubahan organisasional perlu memperhitungkan kepentingan dan kemungkinan tanggapan stakeholder, serta memperhatikan budaya yang sudah ada dalam organisasi.5) Perubahan tidak dapat di manage atau dikelola atau dikontrol; tetapi dapat dipahami dan mungkin memberi petunjuk. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Drucker, bahwa kita tidak hanya sekedar mengelola perubahan, tetapi justru menciptakan perubahan.Pendekatan sistem Kreitner dan Kinicki sebagaimana dikemukakan Wibowo menawarkan kerangka kerja perubahan organisasional, yang terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu: 1. InputsMerupakan masukan dan sebagai pendorong bagi terjadinya proses perubahan. Semua perubahan organisasional harus konsisten dengan visi, misi, dan rencana strategis. Didalamnya tekandung unsur masukan internal yang bersumber dari dalam organisasi dan masukan eksternal yang bersumber dari luar organisasi dan keduanya memiliki kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Kondisi masukan ini akan sangat mempengaruhi jalannya proses perubahan.2. Target element of changeMerupakan komponen organisasi yang perlu dirubah atau sasaran dari perubahan. Target element of change mencerminkan elemen di dalam organisasi yang memerlukan perubahan. Sasaran perubahan diarahkan pada pengaturan organisasi, penetapan tujuan, faktor sosial, metode, desain kerja dan teknologi, dan aspek manusia.3. OutputsMerupakan hasil akhir yang diinginkan dari suatu perubahan. Hasil akhir ini harus konsisten dengan rencana stratejik organisasi. Hasil perubahan dapat diukur pada beberapa tingkatan tujuan. Dengan demikian, perubahan harus diarahkan pada semua tingkatan tujuan, yaitu baik tingkat organisasional, tingkat kelompok, maupun tingkat individual.Ada dua syarat penting yang harus dipunyai bagi seorang Manajer . Pertama berkaitan dengan pola pikir dan kedua berhubungan dengan ketrampilaan praktis dilapangan. Dalam masalah yang pertama, yaitu pola pikir, sebagaimana yang dijelaskan oleh Wibowo ada beberapa hal yang harus dihindari oleh seorang manajer dalam pola pikirnya, yaitu antara lain:1. Hanya orang lain yang perlu berubah.2. Perubahan harus dipaksakan.3. Perubahan adalah suatu tujuan, bukan suatu proses.4. Waktu terbaik adalah saat terjadi krisis.5. Perubahan merupakan cara untuk menutupi kinerja buruk.6. Uang adalah motivator paling efektif untuk perubahan.Enam hal di atas harus menjadi perhatian seorang Manajer, dalam usahanya mengadakan perubahan dalam organisasinya. Sementara itu, ranah pemikiran ini juga harus diimbangi dengan beberapa ketrampilan. Dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh para manajer menurut Jeff Davidson diantaranya adalah sebagai berikut:1. Memiliki daya tahan.2. Ahli dalam mengatur waktu.3. Memiliki empati .4. Mengantisipasi penolakan.5. Ahli dalam melakukan pelaporan rutin.6. Memberikan umpan balik.7. Menjaga obyektifitas.8. Memberikan pujian kepada kelompok.9. Mempelajari iklim organisasi .F. SimpulanBerdasarkan pembahasan dan paparan, maka agar perubahan dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan dan menuju kondisi yang lebih baik maka perlu dikelola secara baik. Manajemen perubahan tersebut mulai dari analisis kekuatan lapangan, diagnosis keadaan perubahan yang diinginkan serta proses yang efektif dan efisien berdasarkan metode-metode yang telah dikemukakan.